Sunday, August 18, 2019

BELAJAR DARI FILOSOFI BERENANG,BERKUDA, DAN MEMANAH


khalifah Umar bin Khattab ra. pernah menganjurkan, "Ajari anakmu berenang, berkuda, dan memanah." Apamaksudnya? Anjuran untuk mengajarkan 3 keterampilan pada anak tersebut bermanfaat untuk membangun rasa percaya diri, membangkitkan keberanian, dan melatih kepekaan intuisi untuk anak muslim. Berenang memiliki karakter 'gerak', di mana saat berenang kita harus terus menerus bergerak, karena jika diam, maka akanmembayakan diri kita. Jika diterapkan dalam keseharian, filosofi berenang ini dimaksudkan agar kita harus selalu bekerja keras tidak boleh bersantai-santai dalam hidup, dan selalu percaya diri.


Berkuda memiliki karakter mengendalikan dalam gerakan cepat. Seorang yang menunggang kuda harus berani dan mampu mengendalikan dirinya dan tunggangannya yang berlari sangat cepat. Pada kehidupan sehari-hari, filosofi berkuda ini dimaksudkan agar kita mampu jadi pemimpin yang berani, yang mampu mengendalikan dirinya dan usahanya dalam keadaan apapun, termasuk bila usaha kita harus bergerak cepat. 

Memanah identiK dengan target atau memanah harus bisa membidik dengan tepat sasaran yang jauh dengan penuh konsentrası, kekuatan.  ke Sasaran dan perkiraan yang tepat. Jadi makna dari Filosofi memanah adalah untuk membidik Sasaran dengan cepat serta memiliki kepekaan intuisi yang tajam.Pada zaman kekhalifahan Umar, ketiga keterampilan di atas sangat dianjurkan untuk dikuasai oleh setiap orang, Karena dengan menguasal ketiganya, maka bisa mengambil pelajaran dari filosofi ketiga keterampilan. kita mampu menjadi muslim yang kuat dan cerdas.

Cara Nabi untuk Mendidik Anak kaum muslim nantinya akan semakin kuat. Saat ini kita bisa untuk ditanamkan dan di terapkan ke setiap anak-anak kita, agar kelak anak-anak Salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang Daik, yang sebelumnya perlu dididik pula. Nah, Rasulullah saw. adalah suri teladan yang terbaik, karena itu umat Islam harus berkaca dari sepercik mendidik anak ala beliau. caraAnak didik dibentuk oleh empat faktor. Pertama, ayah yang berperan utama dalam membentuk kepribadian anak; kedua. yang membentuk kepribadiannya juga adalah ibu; ketiga, apa yang dibacanya (ilmu); dan keempat, lingkungan. 

Kalau ini baik, anak bisa baik, juga sebaliknya. Empat faktor ini belum tentu semuanya terwujud.Ketika Allah swt. menetapkan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya, maka yang membentuk kepribadiannya adalah Allah swt. Sebab, bila diserahkan kepada masyarakatatau keluarga, maka ia tidak akan sempurna, bisa jadi keliru. 

Dalam hal ini, Allah yang melakukan, sedangkan masyarakat atau keluarga diberi peranan yang sangat sedikit. Itu sebabnya bila telah selesai peranan ayah, maka Allah swt. Mengambilnya (meninggal dunia). Hal ini karena Dia tidak mau beliau dididik ayahnya. Begitu lahir dibawa ke desa dan ketika usia remaja baru ketemu ibunya. Namun, ibunya pun kemudian diambil-Nya.

Selain itu, beliau lahir di lingkungan dengan gaya hidup yang terbelakang, bahkan hampir tidak tersentuh oleh peradaban.Padahal waktu itu, Mesir, Persia, dan India semuanya sudah maju. Dalam hal ini, Allah swt. ingin mendidik langsung beliau untuk menjadi pendidik, yakni figur yang diteladani bagaimana seharusnya mendidik. Itu sebabnya beliau bersabda:"Rabb-ku telah mendidikku sehingga baguslah pendidikanku. "Saya diutus(-Nya) menjadi pengajar, pendidik."Rasulullah saw. menggunakan diri beliau. Seluruh indera dan perangkat tubuh yang Allah swt. anugerahkan adalah sarana beliau dalam mendidik anak-anak. Dan seluruh perangkat tubuh itu dikoordinir oleh pusat strategi pendidikan beliau yang bernama hati. Jadi, secara umum metode Nabi saw. dalam mendidik anak mendidik dengan hati.  Artinya, beliau mendidik dengan kesabaran, kasih sayang, perhatian, dan tanpa kekerasan. Sehingga anak berkembang secara leluasa dengan segala potensi yang dimilikinya tanpa ada hambatan kejiwaan.

No comments:

Post a Comment