khalifah Umar bin Khattab ra. pernah menganjurkan, "Ajari anakmu
berenang, berkuda, dan memanah." Apamaksudnya? Anjuran untuk mengajarkan 3
keterampilan pada anak tersebut bermanfaat untuk membangun rasa percaya diri,
membangkitkan keberanian, dan melatih kepekaan intuisi untuk anak muslim. Berenang
memiliki karakter 'gerak', di mana saat berenang kita harus terus menerus
bergerak, karena jika diam, maka akanmembayakan diri kita. Jika diterapkan
dalam keseharian, filosofi berenang ini dimaksudkan agar kita harus selalu
bekerja keras tidak boleh bersantai-santai dalam hidup, dan selalu percaya
diri.
Berkuda memiliki karakter mengendalikan dalam gerakan cepat. Seorang
yang menunggang kuda harus berani dan mampu mengendalikan dirinya dan
tunggangannya yang berlari sangat cepat. Pada kehidupan sehari-hari, filosofi
berkuda ini dimaksudkan agar kita mampu jadi pemimpin yang berani, yang mampu
mengendalikan dirinya dan usahanya dalam keadaan apapun, termasuk bila usaha
kita harus bergerak cepat.
Memanah identiK dengan target atau memanah harus bisa membidik dengan
tepat sasaran yang jauh dengan penuh konsentrası, kekuatan. ke Sasaran dan perkiraan yang tepat. Jadi
makna dari Filosofi memanah adalah untuk membidik Sasaran dengan cepat serta
memiliki kepekaan intuisi yang tajam.Pada zaman kekhalifahan Umar, ketiga
keterampilan di atas sangat dianjurkan untuk dikuasai oleh setiap orang, Karena
dengan menguasal ketiganya, maka bisa mengambil pelajaran dari filosofi ketiga
keterampilan. kita mampu menjadi muslim yang kuat dan cerdas.
Cara Nabi untuk Mendidik Anak kaum muslim nantinya akan semakin kuat.
Saat ini kita bisa untuk ditanamkan dan di terapkan ke setiap anak-anak kita,
agar kelak anak-anak Salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah
dipilihnya pendidik yang Daik, yang sebelumnya perlu dididik pula. Nah,
Rasulullah saw. adalah suri teladan yang terbaik, karena itu umat Islam harus
berkaca dari sepercik mendidik anak ala beliau. caraAnak didik dibentuk oleh
empat faktor. Pertama, ayah yang berperan utama dalam membentuk kepribadian
anak; kedua. yang membentuk kepribadiannya juga adalah ibu; ketiga, apa yang
dibacanya (ilmu); dan keempat, lingkungan.
Kalau ini baik, anak bisa baik, juga sebaliknya. Empat faktor ini belum
tentu semuanya terwujud.Ketika Allah swt. menetapkan bahwa Nabi Muhammad sebagai
utusan-Nya, maka yang membentuk kepribadiannya adalah Allah swt. Sebab, bila
diserahkan kepada masyarakatatau keluarga, maka ia tidak akan sempurna, bisa
jadi keliru.
Dalam hal ini, Allah yang melakukan, sedangkan masyarakat atau keluarga
diberi peranan yang sangat sedikit. Itu sebabnya bila telah selesai peranan
ayah, maka Allah swt. Mengambilnya (meninggal dunia). Hal ini karena Dia tidak
mau beliau dididik ayahnya. Begitu lahir dibawa ke desa dan ketika usia remaja
baru ketemu ibunya. Namun, ibunya pun kemudian diambil-Nya.
Selain itu, beliau lahir di lingkungan dengan gaya hidup yang terbelakang,
bahkan hampir tidak tersentuh oleh peradaban.Padahal waktu itu, Mesir, Persia,
dan India semuanya sudah maju. Dalam hal ini, Allah swt. ingin mendidik
langsung beliau untuk menjadi pendidik, yakni figur yang diteladani bagaimana seharusnya
mendidik. Itu sebabnya beliau bersabda:"Rabb-ku telah mendidikku sehingga
baguslah pendidikanku. "Saya diutus(-Nya) menjadi pengajar,
pendidik."Rasulullah saw. menggunakan diri beliau. Seluruh indera dan
perangkat tubuh yang Allah swt. anugerahkan adalah sarana beliau dalam mendidik
anak-anak. Dan seluruh perangkat tubuh itu dikoordinir oleh pusat strategi
pendidikan beliau yang bernama hati. Jadi, secara umum metode Nabi saw. dalam
mendidik anak mendidik dengan hati. Artinya,
beliau mendidik dengan kesabaran, kasih sayang, perhatian, dan tanpa kekerasan.
Sehingga anak berkembang secara leluasa dengan segala potensi yang dimilikinya
tanpa ada hambatan kejiwaan.
No comments:
Post a Comment